Pengaruh Motivasi Bagi Kejiwaan Individu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daya
dorong berupa kesemangatan atau penyemangat bagi seorang individu sangat
penting dan sudah barang tentu masing-masing individu pastilah memiliki
keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru, bangkit dari keterpurukan, maupun
melakukan perbaikan kepada diri individu yang berkaitan. Maka dengan adanya
dorongan yang diberikan oleh orang lain maupun tumbuh dari kesadaran diri
individu tersebut menjadi alaran urgent tersendiri.
Salah
satu langkah dorongan yang biasa digunakn adalah dengan memberikan motivasi,
yakni semacam dorongan positif yang akan merubah cara atau pola fikir seorang
individu. Motivasi merupakan angin segar yang akan melegakan tarikan nafas
seorang individu dalam meniti jembatan kehidupan selama rentang kehidupannya.
Oleh karena itu, pengaruh motivasi dalam diri indvidu sangatlah penting.
Sumber
motivasi dapat berasal dari siapa saja dan kapan saja waktunya. Dengan artian,
bahwa pada dasarnya motivasi itu bisa muncul kapan saja dan dimanapun serta
dari siapapun. Sebab, motivasi itu terkadang menyesuaikan dengan kondisi yang
ada dan senantiasa dipengaruhi oleh sikon tersebut. Dikatakan demikian karena
motivasi ini akan senantiasa menjadi saksi bisu dan teman setia yang akan
menjadi pegang tangan oleh seorang individu dalam mejalani kehidupan. Terkhusus
dalam menghadapi masalah,
Setiap
orang atau individu memiliki cara masing-masing dan dari perbedaan ini maka
muncullah berbagai macam bentuk motivasi. Baik yang sifatnya spontan maupun
merupakan sesuatu yang memang sengaja dibuat sebelumnya. Karena, sebagaimana
yang telah disiggung sebelumnya bahwa motivasi ini akan menyesuaikan dan bisa
saja disesuaikan dengan situasi-kondisi seseorang.
Dampak
yang ditimbulkan dari motivasi biasanya akan membuat seorang individu lebih
agresif, semangat, dan lebih melek terhadap memandang masalah maupun peristiwa
yang sudah dan akan terjadi pada diri individu yang bersangkutan. Maka secara
tidak langsung, dengan adanya motivasi akan membuat individu untuk mencoba
berfikir lebih kritis dan menyiapkan perencanaan yang lebih matang lagi dalam
menghadpi kehidupan.
Solusi-solusi
kretif juga akan muncul dengan sendirinya ketika seorang individu sudah memang
teguh pernyataan motivasi yang telah ada sebelumnya. Namun bukan berarti orang
yang memerlukan motivasi dikatakan sebagai orang yang lemah. Tapi orang yang
memerlukan motivasi adalah orang yang menginginkan dirinya untuk mejadi lebih
baik lagi dari keadaan atau kondisi sebelumya.
Salah
satu bentuk realisasi akhir dari motivasi yaitu seorang individu akan
senantiasa mengedepankan sikap optimis dalam kehidupannya. Dia akan senantiasa
melakukan yang terbaik dan mengambil manis dari setiap kupasan dari kulit
kehidupan. Dia akan senantiasa menganggap hal-hal yang ada sebagai langkah
pendewasaan bagi dirinya.
Oleh
karena itu, motivasi dalam diri seorang individu sangat dibutuhkan yang mana
tidak hanya sekedar omongan ringan saja yang tidak memiliki bobot-esensi nilai
didalamnya. Tapi lebih cenderung kepada omongan sederhana dan singkat yang akan
membuat seorang indivdu untuk lebih ringan dalam melangkahkan tangan-kakinya
menuju tempat kebahagiaan dimasa depan.
Dalam
dunia edukasi, motivasi bagi seorang peserta didik sangat diperlukan. Hal ini
sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya, agar peserta didik yang ada akan
memiliki semangat juang dalam hal pembelajaran. Dia akan memiliki langkah yang
agresif dan lebih ringan lajunya. Ketimbang dengan kondisi kejiawaan yang
sebelumnya belum terbaurkan dengan motivasi belajar.
B. Rumusan Masalah
-
Apa pengaruh motivasi belajar
bagi diri seorang individu?
C. Tujuan Makalah
-
Untuk mengetahui tentang pengaruh motivasi belajar bagi diri seorang
individu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Motivasi
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme
yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau
perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif
menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah
lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.[1]
Dari definisi diatas akan kita dapati dua hal
pernyataan yang berda atau saling berdiri sendiri. Namun apabila kedua kata
tersebu disandingkan akan menjadi susunan kalimat yang tidak dapat dipisahkan
dan kedua kata ini akan saling terkait antar satu sama lain. Kata yang dimaksud
adalah Motif dan Motivasi.
Sebagaimana yang telah didefinisikan dalam paragraf
sebelumnya bahwa motif merupakan suatu hal yang memiliki daya dorong kepada
seseorang untuk melakukan sesuatu sehingga seorang subjek akan siap atau
memiliki kesiapan untuk melakukan langkah awalnya. Motif menjadi bahan dasar
atau sebagai baku pijakan bagi sesorang yang akan melakukan suatu tindakan yang
ada dalam hatinya. Walaupun motif ini sifatnya abstrak, namun dia tetap
memiliki andil yang besar dalam menentukan mau dibawa kemana langkah kaki
seseorang.
Hal ini berbeda dengan penjelasan dari motivasi,
sebab yang dimaksud dengan motivasi adalah perwujudan dari motif-motif yang ada
sebelumnya. Dimana motif ini adalah sebagai daya dorongnya.
Perbedaan motif dengan motivasi juga nampak amat
jelas, yakni motif bersifat abstrak sedangkan motivasi lebih bersifat konkrit.
Sehingga apabila kita mengikuti pengertian motivasi sesuai dengan definisi
diatas, akan kita dapati bahwa sebuah dorongan adalah motif. Dan motivasi
nerpakan hasil action dari dorongan yang ada sebelumnya.
Sehingga dari definisi ini kita akan mendapat hal
baru mengenai bab tentang motivasi ini. Bahwa yang berupa dorongan itulah yang
disebut motif. Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi adalah perbuatan dalam
mengaktualisasikan atau merealisasikan dorongan dari motif-motif yang sudah
terbayangkan di fikiran seseorang.
Banyak para ahli yang mengemukakan pengertian
motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing. Namun pada intinya
sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi didalam diri seseorang
menjadi bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Mc. Donal mengatakan bahwa motivasi adalah suatu
perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai timbulnya afektif
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam proses belajar, motivasi sangat
diperlukan. Seseorang yang tidak memiliki motivasi belajar, tak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar.
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara
terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik
yang sangat penting dalam aktivitas belajarnya. Namun seseorang yang tidak
mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan
motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik
diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai
subjek belajar.[2]
Guru-guru sangat menyadari pentingnya motivasi
didalam membimbing belajar murid. Dikatakan demikian karena dengan adanya
motivasi belajar dalam diri seorang individu atau seorang siswa, akan membuat
dia lebih berenergi dalam melakukan tindakan edukasinya. Walaupun pada dasarnya
motivasi internal itu sudah ada. Namun akan menjadi lebih baik lagi apabila
motivasi ekstrinsik juga ia dapatkan.
Sehingga dari beberapa definisi yang telah
dijelaskan diatas, dapat kita simpulkan bahwa Motivasi merupakan suatu tenaga
yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan
mengorganisasi tingkah laku (Perilaku). Perilaku ini timbul karena adanya
dorongan faktor internal dan faktor eksternal. Perilaku dipandang sebagai reaksi
atau respons terhadap suatu stimulus.[3]
Dimana, apabila kita merujuk pada pengertian motivasi yang didefinisikan
diatas, stimulus yang dimaksud disini adalah sebuah motif. Namun secara umum
motivasi diartikan sebagai dorongan atau obat penggerak dan pemulih kesadaran
bagi seseorang untuk lebih enerjik dalam melakukan apa yang dia cita-citakan.
B.
Bentuk-bentuk
Motivasi Dalam Kegiatan Pembelajaran
Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik
motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak
didik agar tekun belajar. Motivasi ekstrinsik dangat diperlukan bila ada
diantara anak didik yang kurang berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu
yang tertentu.
Peranan motivasi ekstrinsik cukup besar untuk
membingbing anak didik dalam belajar. Hal ini perlu disadari oleh guru. Untuk
itu, seorang guru biasanya memanfaatkan motivasi ekstrinsik untuk meningkatkan
minat anak didik agar lebih bergairah belajar, meski terkadang tidak tepat.
Kesalahan dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan
berakibat merugikan prestasi belajar anak didik dalam kondisi tertentu.
Interaksi belajar mengajar menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan dan
pengajaranpun tidak akan tercapai dalam waktu yang relatif sungkat, sesuai
dengan target yang dirumuskan, oleh karena itu, pemahaman mengenai kondisi
psikologis anak didik sangat diperlukan guna mengetahui segala apa yang sedang
dihadapi anak didik, sehingga gairah belajarnya menurun.
Berikut bentuk motivasi yang dikemukakan oleh Imam
Musbikin yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar kepada
peserta didik di kelas :
- Memberikan angka.
Angka
yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar
anak didik. Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk
memberikan motivasi kepada anak didik lainnya.
Namun
guru, harus harus menyadari angka atau nilai bukanlah merupakan hasil belajar
yang sejati, hasil yang bermakna, karena hasil belajar seperti itu lebih
menyentuh aspek kognitif. Bisa saja nilai itu bertentangan dengan efektifitas
belajar anak didik.
Untuk
itu, guru perlu memberikan nilai yang menyentuh aspek efektif dan keterampilan
yang diperlihatkan anak didik dengan cara mengamati kehidupan anak didik di
sekolah, tidak hanya semata-mata berpedoman pada hasil ulangan di kelas, baik
dalam bentuk formatif atau sumutatif.
- Hadiah.
Dalam
dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat untuk memberikan motivasi.
Hadiah dapat diberian kepada anak didik yang berprestasi.
- Kompetisi
Kompetisi
adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak
didik agar mereka bergairah belajar. Bila iklim belajar yang kondusif terbetuk,
maka setiap anak didik terlibat dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran
yang diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik sebagai individu melibatkan diri
mereka masing-masing dalam aktivitas belajar.
- Ego involvement
Ego
involvement yaitu menumbuhkan kesdaran kepada anak didik agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan, sehingga bekerja
keras dengan memperthankan harga diri adlah sutu bentuk motivasi yang cukup
penting.
Seseorang
akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik adlah
simbol kebanggaan dan harga diri. Begitu juga dengan anak didik sebagai subjek
belajar. Anak didik akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
- Memberikan ulangan.
Ulangan
bisa dijadikan sebagai motivasi, sehingga anak didik biasanya mempersiapkan
diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Oleh karena itu,
ilangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotiivasi anak didik agar
lebih giat belajar.
Namun
demikian, ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi.
Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan tidak terprogram, hanya karena
selera, akan membosankan anak didik.
- Mengetahui hasil.
Mengetahui
hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi, bagi anak didik yang
menyadari betapa besarnya sebuah nilai prestasi akan meningkatkan intensitas
belajarnya guna mendapatkan prestasi yang melebihi prestasi belajar diketahui
sebelumnya.
Prestasi
belajar yang rendah menjadian anak didik giat belajar untuk memperbaikinya.
Sikap seperti itu bisa terjadi bila anak didik merasa rugi mendapat prestasi
belajar yang tidak sesuai dengan harapan.
- Pujian.
Pujian
diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai lat motivasi. Pujian
adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
Guru
bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan
pekerjaan sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan
dibuat-buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerjaan anak didik.
- Hukuman.
Meski
hukuman sebagai inforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat
dan bijak. Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan
pendekatan edukatif, bukan karena dendam.
Pendekatan
edukatif yang dimaksud disini sebagai hukuman yang mendidik, dan bertujuan
memperbaiki sikap atau perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga,
dengan hukuman yang diberikan itu, anak didik tidak mengulangi kesalahan atau
pelanggaran. Akan lebih bai bila anak didik berhenti melakukannya di hari mendatang.[4]
C.
Sumber
Motivasi
Semua
itu ada sebabnya. Ini merupakan pernyataan umum yang mengandung artian bahwa
setiap hal atau barang, sudah tentu ada yang mendasarinya. Begitu pula dengan
sebuah motivasi. Sebuah motivasi pastilah tidak secara instan muncul dalam diri
seseorang. Dan penyebab dari munculnya motivasi tersebut bisa berasal dari
dalam diri sendiri maupun dari keadaan dan orang sekitar.
Pada
dasarnya motivasi dapat diperoleh dari siapa saja, baik dari diri sendiri. Atau
dengan kata lain kita sebagai subjek yang memotivasi diri sendiri. Dan bisa
juga sumber motivasi tersebut berasal dari orang lain. Dan orang lain ini lebih
akrab dikenal sebagai pihak eksternal.
-
Motivasi Internal/Instrinsik
Jenis motivasi ini timbul
sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dari orang
lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin
memperoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang berguna bagi nusa, bangsa,
dan negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang
lain.
Munculnya motivasi instrinsik
ini bisa bersumber dari hal-hal sebagaimana berikut ini :
a. Adanya Kebutuhan
Dengan adanya kebutuhan maka
hal ini menjadi motivasi bagi anak didik untuk berbuat dan berusaha, misalnya:
anak ingin mengetahui isi cerita dari buku sejarah, keinginan untuk mengetahui
isi tersebut menjadi pendorong yang kuat bagi anak untuk belajar membaca.
b. Adanya Pengetahuan tentang Kemajuan Sendiri
Dengan mengetahui hasil dan
presentasi diri, seperti apakah ia mendapat kemajuan atau tidak, hal ini
menjadi pendorong bagi anak untuk belajar lebih giat lagi. Jadi dengan adanya
pengetahuan sendiri tentang kemajuannya, maka motivasi tersebut akan timbul.
c. Adanya Aspirasi atau Cita-cita
Bahwa manusia itu tidak akan
terlepas dari cita-cita, hal ini tergantung dari tingkat umur manusia itu
sendiri. Mungkin anak kecil belum mempunyai cita-cita, akan tetapi semakin
besar usia seseorang semakin jelas dan juga tegas dan semakin mengetahui jati
dirinya dan juga cita-citanya yang ingin ia capainya.
-
Motivai Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul
sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan,
suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian
akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar
karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya.
Adapun hal-hal yang adapat menimbulkan
motivasi ekstrinsik adalah:
1. Ganjaran
Menurut Amir Dien Indra Kusuma,
ganjaran adalah merupakan alat pendidikan represif dan positif. Ganjaran adalah
juga merupakan alat motivasi, yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi
Ekstrinsik
2. Hukuman
Menurut Amir Dien Indra Kusuma,
satu-satunya hukuman yang dapat diterima dalam dunia pendidikan adalah hukuman
yang bersifat memperbaiki hukuman yang bisa menyadarkan anak kepada keinsyafan
atas kesalahan yang telah diperbuatnya.
3. Persaingan
Sudah jelas bahwa persaingan
ini mempunyai insentif yang penting dalam pengajaran. Apabila persaingan
diadakan dalam suasana yang fair, maka hal ini akan merupakan motivasi dalam
“Academic Achievement” akan tetapi persaingan akan mempunyai efek yang lainnya.
Disamping itu “Academic Achievement” itu sendiri dan jika persaingan itu
dijalankan dengan intensif, maka : Murid yang terbelakang akan mengundurkan
diri dan juga putus asa.
Murid yang tergolong sedang
maka hal ini akn menimbulkan ketegangan emosional, kekhawatiran, ataupun sikap
acuh. Untuk murid yang termasuk pandai maka persaingan yang insentif akan
menimbulkan optimis terhadap kemampuan mereka, yang seringkali menimbulkan
keseimbangan.[5]
Lebih
jelasnya usaha membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha
dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi
ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi intrinsik :
1.
Kompetisi (persaingan): guru
berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya
dan mengatasi prestasi orang lain.
2.
Pace making (membuat tujuan
sementar atau dekat): pada awal kegiatan belajar mengajar guru, hendaknya
terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TIK yang akan dicapainya sehingga
dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK tersebut.
3.
Tujuan yang jelas: motif mendorong individu
untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi
individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan suatu
perbuatan.
4.
Kesempurnaan untuk sukses:
kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap
diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan
demikian, guru hendaknya dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih
sukses dengan usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
5.
Minat yang besar: motif akan
timbul jika individu memiliki minat yang besar.
6.
Mengadakan penilaian atau tes:
pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik.
Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila
tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan
ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat
nilai yang baik. Jika, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi
siswa.[6]
D.
Fungsi
Motivasi Bagi Seorang Individu
Secara
garis besar fungsi dari adanya motivasi pada diri seorang individu yaitu
sebagai penyemangat bagi seseorang. Sebab efek langsung yang bisa dirasakan
oleh seseorang yang baru saja mendapatkan motivasi yaitu dia akan langsung
merasa bangkit dan lebih semangat dalam gerak langkahnya.
Terkhusus
lagi dalam masalah belajar. Maka ses\orang anak didik akan memiliki kondisi
kejiwaan atau mental yang lebih baik setelah dia menemukan motivasi atau
mendapatkan motivasi dari guru dan orang lain. Sehingga dia akan bangkit dari
ketertinggalan yang ada.
Lebih
jelasnya fungsi motivasi belajar secara umum bagi kondisi kejiwaan seorang
peserta didik yaitu sebagai berikut :
(1)
Motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan dalam belajar.
Suatu perbuatan akan timbul karena adanya motivasi, Motivasi dalam hal ini
sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
(2)
Motivasi belajar berfungsi sebagai pengarah dalam belajar. Artinya motivasi
mengarahkan pada perubahan untuk mencapai yang diinginkan. Motivasi dapat
memberikan arah dan kegiatan apa yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
(3)
Motivasi belajar berfungsi sebagai penggerak. Artinya motivasi mengerakkan
tingkah laku seseorang dalam belajar. Motivasi belajar juga berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi.[7]
Dari
ketiga fungsi motivasi belajar diatas, maka kita akan mendapati tiga point
utama. Yaitu : Motivasi sebagai daya dorong, sebagai pengaah, dan sebagai daya
gerak. Maka tidak heran apabila secara umum peran motivasi bagi seorang anak
didik adalah sebagaimana yang telah disebutkan diatas.
Namun
perlu diperhatikan bahwa sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Imam Musbikin ada tiga fungsi dari motivasi
yang mana fungsi ini merupakan fungsi yang lebih spesifik lagi. Dan fungsi
tersebut yaitu sebagai berikut :
1.
Motivasi sebagai pendorong
buatan, pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar. Tetapi, karena
ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang belum
diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari
tahu. Jadi, motivasi berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sifat yang
harusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2.
Motivasi sebagai penggerak
buatan. Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu
merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelam dalam
bentuk gerakan psikofisik. Dalam hal ini anak didik sudah melakukan aktivitas
belajar dengan segenap raga dan jiwa. Sikap berada dalam kepastian perbuatan,
sedangkan akal-pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana,
prinsip, dalil, dan hukum, sehingga betul isi yang dikandung.
3.
Motivasi sebagai pengarah
perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan
yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang mesti diabaikan. Seseorang anak
didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari sesuatu mata pelajaran tertentu,
tidak mungkn dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan
sesuatau yang dicari itu. Sesuatu yang ingin dicari anak didik merupakan tujuan
belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar tersebut merupakan pengarah yang memberikan
motivasi kepada anak didik dalam belajar.[8]
E.
Hubungan
Motivasi Dengan Kejiwaan Individu
Dalam hal pembelajaran, motivasi bagi seorang
individu sangat dibutuhkan. Tanpa adanya motivasi maka sudah barang tentu
seorang individu akan mengalami gerak laju yang tidak maksimal. Namun bukan
berarti hal tersebut menutup kemungkinan bahwa seorang anak didik akan menurun
prestasinya.
Kejiwaan
merupakan aspek yang penting dalam diri seseorang. Sebab seseorang akan
dikatakan “Waras” apabila dia memiliki kondisi kejiwaan yang sehat atau baik.
Dalam konteks pendidikan maka akan didapati bahwa seorang anak didik akan
memiliki jiwa pelajar yang tinggi apabila kondisi kejiwaan yang mencakup
suasana lahir dan bathin dari peserta didik tersebut baik pula.
Sehingga
hubungan anatara motivasi dan kondisi kejiwaan seseorang, terlepas dia adalah
seorang anak didik atau orang pada umumnya, yaitu dia akan memiliki perbedaan
sikap dalam dirinya. Karena sikap merupakan hasil implus dari suasana kejiwaan
yang dirasakan oleh seseorang.
Penjelasan
diatas dikuatkan oleh Woodhworth mengungkapkan bahwa perilaku terjadi karena
adanya motivasi atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak
sesuai dengan kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan
tadi tidak akan ada suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu
mekanisme timbulnya perilaku. Dengan kata lain dorongan diaktifkan oleh adanya
kebutuhan (need), dalam arti kebutuhan membangkitkan dorongan, dan dorongan ini
pada akhirnya mengaktifkan atau memunculkan mekanisme perilaku.
Lebih
lanjut dijelaskan bahwa motivasi sebagai penyebab dari timbulnya perilaku
menurut konsep Woodworth, mempunyai 3 (tiga) karakteristik, yaitu :
1.
Intensitas; menyangkut lemah
dan kuatnya dorongan sehingga menyebabkan individu berperilaku tertentu;
2.
Pemberi arah; mengarahkan
individu dalam menghindari atau melakukan suatu perilaku tertentu;
3.
Persistensi atau kecenderungan
untuk mengulang perilaku secara terus menerus.
4.
Dengan kata lain, jika ketiga
hal tersebut lemah, maka motivasi tak akan mampu menimbulkan perilaku.[9]
Pandangan
lain dikemukakan oleh Hull yang menegaskan bahwaperilaku seseorang dipengaruhi
oleh motivasi atau dorongan oleh kepentingan mengadakan pemenuhan atau pemuasan
terhadap kebutuhan yang ada pada diri individu. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
perilaku muncul tidak semata-mata karena dorongan yang bermula dari kebutuhan
individu saja, tetapi juga karena adanya faktor belajar.
Faktor
dorongan ini dikonsepsikan sebagai kumpulan energi yang dapat mengaktifkan
tingkah laku atau sebagai motivasional faktor, dimana timbulnya perilaku
menurut Hull adalah fungsi dari tiga hal yaitu : kekuatan dari dorongan yang
ada pada individu; kebiasaan yang didapat dari hasil belajar; serta interaksi
antara keduanya.
Berdasarkan
uraian di atas, baik konsep yang dikemukakan Woodhworth maupun Hull menjelaskan
bahwa motivasi berkaitan erat dengan perilaku. Motivasi merupakan suatu
konstruk yang dimulai dari adanya need atau kebutuhan pada diri individu dalam
bentuk energi aktif yang menyebabkan timbulnya dorongan dengan intensitas
tertentu yang berfungsi mengaktifkan, memberi arah, dan membuat persisten
(berulang-ulang) dari suatuperilaku untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi
penyebab timbulnya dorongan itu sendiri.[10]
Untuk
membentuk suatu kondisi kejiwaan yang baik dalam seorang anak didik, maka
terkhusus kepada pihak eksternal seperti guru perlu adanya memperhatikan
prinsip-prinsip dari motivasi itu sendiri. Dan prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut :
a) Kebermaknaan
Siswa akan suka dan termotivasi
belajar apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya.
Sebenarnya, kebermaknaan bersifat personal, karena dirasakan sebagai sesuatu
yang penting bagi diri seseorang. Ada kemungkinan pelajaran yang disajikan oleh
guru tidak dirasakan sebagai suatu yang bermakna. Agar suatu pelajaran bisa
bermakna, seorang guru bisa mengaitkan
pelajrannya dengan ,asa lampau siswa, tujuan-tujuan masa mendatang, minat serta
nilai-nilai yang berarti bagi mereka.
b)
Modelling
Siswa akansuka memperoleh
tingkah laku baru disaksikan dan ditirunya. Pelajaran akan lebih mudah dihayati
dan diterapkan oleh siswa jika guru mengajarakannya dalam entuk tingkah laku
model, bukan hanya dengan menceritakannya dalam lisan. Dengan model tingkah
laku itu, siswa dapat mengamati dan menirukan apa yang diinginkan oleh guru.
Beberapa eyunjuk yang perlu diperhatikan adlah sebagai berikut :
·
Menetapkan aspek-aspek penting
dari tingkah laku yang akan dipertunjukan sebagai model. Jelaskan setiap tahap
dan keputusan yang akan ditempuh agar mudah diterima oleh siswa.
·
Sisa dapat menirukan model yang
telah ditunjukan, hendaknya diberikan penghargaan.
·
Model harus diamati sebagai
suatu pribadi yang lebih tinggi dari pada siswa sendiri.
·
Jangan sampai tingkah laku
model berbenturan dengan nilai-nilai atau keyakinan siswa sendiri.
·
Modelling disajikan dalam
teknik mengajar atau dalam keterampilan-keterampilan sosial.[11]
Dengan adanya prinsip-prinsip tersebut diharapkan
akan mampu memberikan sumbangsih positif terhadap kondisi kejiwaan peserta
didik. Sehingga dia akan lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran didalam sekolahnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi
merupakan suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan,
dan mengorganisasi tingkah laku (Perilaku). Perilaku ini timbul karena adanya
dorongan faktor internal dan faktor eksternal. Perilaku dipandang sebagai
reaksi atau respons terhadap suatu stimulus. Dimana, apabila kita merujuk pada
pengertian motivasi yang didefinisikan diatas, stimulus yang dimaksud disini
adalah sebuah motif. Namun secara umum motivasi diartikan sebagai dorongan atau
obat penggerak dan pemulih kesadaran bagi seseorang untuk lebih enerjik dalam
melakukan apa yang dia cita-citakan.
Pengaruh
Motivasi belajar bagi kondisi kejiwaan seorang peserta didik yaitu : dia akan
memiliki perbedaan sikap dalam dirinya. Karena sikap merupakan hasil implus
dari suasana kejiwaan yang dirasakan oleh seseorang. Dia akan lebih semangat
dan memiliki daya dorong lebih dalam kegiatan pembelajaran.
B. Saran
Sebagai seorang individu yang mempunyai keinginan
utuk maju dan lebih baik dari yang lain. Maka hendaknya kita melakukan
pembenaran dan tidak hanya mengakui kebenaran. Yakni berusaha untuk melakukan segala
hal yang terbaik dengan bekal motivasi yang telah kita miliki sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
·
BUKU
Asmani, Jamal Ma’mur, Tips menjadi guru inspiratif, kreatif, dan inofatif,
(Jogjakarta: DIVA Press,2013), cet.ke-9
M., As’ad, , 1995, Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri,
Edisi Keempat, Yogyakarta, Penerbit Liberty
Musbikin, Imam, Mengatasi Anak Mogok Sekolah Dan Malas Belajar, (
Jogjakarta : Laksana, 2012)
Usman, Moh.Uzer, Menjadi
Guru Profesional, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011)
·
INTERNET
http://media-motivasi.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-motivasi-dan-jenis-jenis.html
[3] http://www.psychoshare.com/file-817/psikologi-industri-dan-organisasi/hubungan-motivasi-dengan-perilaku.html diakses
pada 02/06/2017 pukul 01 : 31 wib
[4] Imam Musbikin, Mengatasi Anak Mogok Sekolah Dan Malas Belajar,
( Jogjakarta : Laksana, 2012), hlmn. 120
[5] http://media-motivasi.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-motivasi-dan-jenis-jenis.html
diakses pada 02/06/2017 pukul 02 : 26 wib
[8] Imam Musbikin, Mengatasi anak mogok sekolah dan malas belajar, ( Jogjakarta
: Laksana, 2012), Hlm. 101
[9] As’ad, M., 1995, Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri,
Edisi Keempat, Yogyakarta, Penerbit Liberty
[11] Jamal Ma’mur Asmani, Tips menjadi guru inspiratif, kreatif, dan
inofatif, (Jogjakarta: DIVA Press,2013), cet.ke-9, hlmn.48
Tidak ada komentar: