Header Ads

Breaking News
recent

Makalah : Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi

PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
            Pendidikan merupakan hal yang layak untuk didapat oleh semua orang. Karena dengan adanya pendidikan maka akan membuat seseorang memiliki bekal pengetahuan untuk menjemput masa depan.
            Jenjang pendidikan dimulai dari tingkatan yang paling dasar yang mana pada tingkat ini dipelajari nilai-nilai yang sifatnya dasar pula. Setelah itu akan melanjutkan kepada tingkat yang lebih tinggi lagi. Proses ini memiliki makna bahwa pendidikan merupakan hal yang memiliki proses yang tidak sebentar, melainkan memiliki rantaian proses yang panjang.
            Panjangnya rangkaian proses ini merupakan hal yang memiliki makna sebagai pematangan keilmuan dan mengendapnya ilmu pada diri seseorang. Sehingga ilmu tersebut akan memiliki manfaat dalam kehidupan yang selanjutnya.
            Sebagaimana yang telah disinggung pada paragraf sebelumnya, bahwa pendidikan berhak dienyam oleh setiap individu. Maka tidak lah heran, pada masa dewasa ini pendidikan bagi seorang individu sangat digembor-gemborkan. Karena dengan pendidikan ini akan diharap mampu mengimbangi persaingan dimasa depan.
            Namun disisi lain, permasalahan pendidikan senantiasa muncul dalam ranah perjalanan dunia pendidikan itu sendiri. Yang mana permasalahan yang sudah tidak asing lagi disini yaitu minat melanjutkan ke perguruan tinggi.
            Dilihat secara kenyataan, bahwa minat melanjutkan ke perguruan tinggi masih memiliki tingkat yang belum seimbangan dengan hasil output dari jenjang yang sebelumnya. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor yang mana faktor-faktor tersebut berasal dari pengaruh internal maupun pengaruh eksternal.
            Selain itu, permasalahan ini belum memiliki perhatian khusus dari lembaga formal maupun dari pemerintah itu sendiri tentang bagaimana menyelesaikan secara tuntas sampai ke akar dalam menumpas masalah ini.
            Program bantuan yang disalurkan oleh pemerinah belum lah memberikan konstribusi banyak dalam memecahkan masalah minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dalam makna yang terselubung, bahwa aluran tangan dari pemerintah ini masih bersifat terbatas kepada ranah-ranah tertentu saja. Sebagai contoh, program Bidikmisi, yang mana secara rill bantuan ini hanya diperuntukan bagi siswa yang miskin namun cerdas. Sedangkan individu yang miskin tapi bodoh belum memiliki bantuan yang serius oleh pemerintah. Maka salah satu penyebab dari rendahnya minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah faktor ekonomi yang rendah.
B.     Rumusan Masalah
-         Bagaimana minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi?
C.     Tujuan Makalah
-         Untukmengetahui minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi


















PEMBAHASAN
A.     Pengertian Minat
Secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu keinginan yang timbul dalam diri seseorang namun hal tersebut belum dapat ter-realisasikan dalam kehidupan nyata. Dia hanya sebagai suatu dorongan nurani yang memiliki unsur ingin dipenihu sekaligus memiliki daya tarik tersendiri. Sehingga orang yang memiliki minat akan mencoba untuk melakukan suatu hal atau cara yang mana bertujuan agar minat tersebut dapat dipenuhi.
Minat dalam diri sesorang memang lah sesuatu yang memiliki daya ingin terwujudkan, namun pada hasil akhir dari suatu minat, tidak senantiasa berujung baik. Hal ini pastilah akan mendatangkan wajah suatu polemik tersendiri dalam diri seorang individu.
Kamus besar bahasa Indonesia menjelaskan bahwa minat adalah kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu perhatian dan keinginan.Menurut Slameto (2013: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Hal ini ditekankan oleh (Mohamad Surya, 2003: 100) minat dapat diartikan sebagai rasasenang atau tidaksenang dalam menghadapi suatu objek. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih kelihatan apabilaobjek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yangbersangkutan.[1]
Hal lain tentang minat menurut H.C. Witherington yang dikutip Suharsini Arikunto, “Minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya.” (1983 : 100 ). Batasan ini lebih memperjelas pengertian minat tersebut dalam kaitannya dengan perhatian seseorang.
Perhatian adalah pemilihan suatu perangsang dari sekian banyak perangsang yang dapat menimpa mekanisme penerimaan seseorang. Orang, masalah atau situasi tertentu adalah perangsang yang datang pada mekanisme penerima seseorang , karena pada suatu waktu tertentu hanya satu perangsang yang dapat disadari. Maka dari sekian banyak perangsang tersebut harus dipilih salah satu.
Perangsang dipilih karena disadari bahwa ia mempunyai sangkut paut dengan seseorang itu. Kesadaran yang menyebabkan timbulnya perhatian itulah yang disebut minat. Berdasarkan pengertian dimuka maka unsur minat adalah perhatian, rasa senang, harapan dan pengalaman.[2]
Lebih jelasnya, dari beberapa pernyataan minat di atas menurut beberapa ahli dapat di simpulkan bahwa minat adalah suatu rasa ketertarikan pada suatu perhatian atau aktivitas yang dilakukan sendiri tanpa ada yang menyuruh. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar pula minat. Jadi semakin banyak seseorang mengetahui tentang perguruan tinggi akan semakin tinggi minat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Bukan hanya dibutuhkan minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi tetapi juga sangatlah dibutuhkan seorang guru yang sangat kompeten dan sangat mendukung serta memberikan motivasi kepada siswa untuk mengembangkan potensinya dengan baik.
Dalam perjalanannya, minat seseorang memiliki jenjang perbedaan yang mana dalam hal ini dipengaruhi oleh keadaan yang dialami oleh seorang individu. Menurut Crow and Crow, ada tiga faktor yang menimbulkan minat yaitu :
1.         Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
2.         Faktor motif sosial, Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, perhargaan dari lingkungan dimana ia berada.
3.         Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuat kegiatan atau objek tertentu.
Ketiga faktor yang menimbulkan minat diatas sebenarnya berasal dari individu, selanjutnya individu mengadakan interaksi dengan lingkungannya yang menimbulkan dorongan sosial dan dorongan emosional.
Singgungan diatas merupakan sesuatu yang sebenarnya tidak disadari oleh diri seseorang. Karena terkadang seorng individu hanya mengira secara spontan bahwa minat itu timbul karena adanya sesuatu yang diperoleh oleh seseorang, sehingga timbulnya keinginan untuk melakukan hal yang sama dengan harapan mendapat atau memperoleh yang sama.
Hal tersebut tidak lah disalahkan. Namun maksud disini adalah bagaimana seseorang mengkontorl minat yang sebenarnya ada dalam diri setiap individu, dimana minat tersebut dapat dikatakan sebagai minat yang memiliki energi yang besar dalam menumbuhkan genggaman atas suatu harapan akan terasa lebih kuat lagi. Sebab minat disini langsung timbul dari dalam dirinya sendiri.
Perlu kita ketahui bahwa minat yang ada dalam setip individu tadi, akan terbagi menjadi dua bagian, yaitu :  
1.         Minat primitif atau biologis 
Minat yang timbul dari kebutuhan – kebutuhan jasmani berkisar pada soal makanan, comfort, dan aktifitas. Ketiga hal ini meliputi kesadaran tentang  kebutuhan yang terasa akan sesuatu yang dengan langsung  dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme. 
2.         Minat kultural atau sosial 
Minat   yang  berasal   dari perbuatan belajar yang  lebih  tinggi  tarafnya. Orang yang benar – benar terdidik ditandai dengan adanya minat yang benar – benar luas terhadap hal – hal yang bernilai.[3]
     Kedua jenis minat diatas merupakan minat yang sifatnya fundamental ataupun urgent. Dengan adanya kedua minat diatas pada diri seorang individu, maka dia akan memiliki nilai kehidupan yang tinggi. Baik yang nantinya akan mendorong mudahnya jalan dalam proses merealisasikan minat maupun hal lainnya.
     Sebagaimana yang telah disinggung sebelumya, bahwa minat pada diri seseorang merupakan suatu hal yang penting. Maka dalam prosesnya minat terbagi menjadi :  
1.      Motif
Motif disini bisa berupa alasan, dasar, pendorong minat yang ada pada dalam diri seorang individu.
2.      Perjuangan motif  
Sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa motif yang bersifat hukum dan rendah dan disini harus dipilih.  
3.      Keputusan  
Inilah yang sangat penting yang berisi pemilihan antara motif – motif yang ada dan meninggalkan kemungkinan yang lain sebab tidak sama mungkin seseorang mempunyai macam – macam keinginan pada waktu yang sama.  
4.      Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil.[4]
Keempat hal ini merupakan langkah-langkah yang erat kaitannya dengan proses realisasi dari minat seseorang. Sebagai contoh seseorang memiliki minat untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi dengan motif ingin mengembangkan ilmunya, menambah khazanah keilmuan, serta ingin bermanfaat bagi agama, orang lain, dan bangsa. Maka bentuk tindakan sebagai langkah selanjutnya yaitu dia harus belajar dengan rajin, disiplin, dan profesional. Pada suatu kondisi, dia dihadapkan dengan banyak tugas. Maka dalam hal ini dia harus mampu menyelesaikan berbagai macam bentuk tugas yang ada dan mengerjakannya dengan serius sebagai akibat dari pilihan yang telah dia pilih.
Dalam pembahasan lain, suatu minat dala diri seseorang juga erat dengan karakter orang tersebut. Dikatakan demikian karena seseorang yang memiliki karakter yang “Tahan Banting” biasanya akan memiliki minat yang lebih baik daripada orang yang biasa-biasa saja.
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti "To mark" (menandai) dan memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu, seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara seoarang yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitanya dengan personality (kepribadian) seseorang. Seseorang bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character) apabila perilakunya sesuai dengan kaidah moral.
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Adapun yang dimaksud berkarakteradalah berkepribadian, beperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Sebagian menyebutkan karakter sebagai penilaian subjektif terhadap kualitas moral dan mental, sementara yang lainya menyebutkan karakter sebagai penilaian subjektif terhadap kualitas mental saja, sehingga upaya mengubah atau membentuk karakter hanya berkaitan dengan stimulasi terhadap intelektual seseorang.
Sedangkan didalam terminologi islam, karakter disamakan dengan khuluq (bentuk tunggal dari akhlaq) akhlak yaitu kondisi batiniyah  dalam dan lahiriah (luar) manusia. Kata akhlak berasal dari kata khalaqa (خَلَقَ) yang berarti perangai, tabiat, adat istiadat. Menurut pendekatan etimologi kata akhlaq berasal dari basaha arab yang bentuk mufradnya adalah khuluqun (خُلُقٌ) yang menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat ini mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun (خَلْقٌ) yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan khaliq (خَالِق) yang artinya pencipta, dan makhluk (مَخْلُقٌ) yang artinya yang diciptakan.[5] Maka tidak heran apabila salah satu faktor yang mendrong kuatnya minat daam diri seorang individu yaitu karakter pembawaannya sendiri.
B.     Ciri-ciri Minat dan Faktor Yang Memepngaruhi Minat
            Elizabeth B. Hurlock (1993: 117) mengatakan bahwa cirri-ciri minat yaitu :
1.         Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Anak yang berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari pada teman sebayanya. Mereka yang lambat matang, karena sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, menghadapi masalah social karena minat mereka minat anak, sedangkan minat teman sebaya mereka minat remaja.
2.         Minat bergantung pada kesiapan belajar
Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka secara fisik dan mental. Sebagai contoh, mereka tidak dapat mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk permainan bola tersebut.
3.         Minat bergantung pada kesempatan belajar
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah. Dengan bertambah luasnya lingkup social mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.
4.         Perkembangan minat mungkin terbatas
Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin mempunyai minat yang sama pada olahraga seperti teman sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.
5.         Minat dipengaruhi pengaruh budaya
Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya mereka dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka.
6.         Minat berbobot emosional
Bobot emosional – aspek afektif – dari minat menemukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat, dan bobot emosional yang menyenangkan memperkuatnya.
7.         Minat itu egosentris
Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya, minat anak laki-laki pada matematika, sering berlandaskan keyakinan, kepandaian di bidang matematika di sekolah akan merupakan langkah penting menuju kedudukan yang menguntungkan di dunia usaha.[6]
     Sedangkan faktor yang memepngaruhi minat yaitu :
Menurut Ridwan (2008; 128) faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan ke perguruan tinggi terbagi menjadi dua golongan yaitu
a. Faktor Internal
1) Faktor Jasmani Faktor jasmaniah sangatlah penting dalam meningkatkan minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin.
2) Faktor Psikologis Sekurang-kurangnya ada empat faktor yang tergolong ke faktor psikologis yang mempengaruhi minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi siswa. Faktor-faktor itu adalah :
a) Perhatian Siswa Supaya dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka akan timbul kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian siswa.
b) Minat Siswa Minat besar pengaruhnya terhadap minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, karena jika yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
c) Bakat Siswa Bakat sangat mempengaruhi minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi siswa, oleh sebab itu materi yang disampaikan guru hendaknya memperhatikan bakat siswa
d) Motivasi Siswa Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapatmendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, dengan caramembentuk motif yang kuat melalui latihan-latihan ataukebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang sangat kuat.
                 Dengan cara tersebut sehingga dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan minat melanjutkan ke perguruan tinggi.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Keluarga
a) Cara Orang Tua Mendidik Cara orang tua mendidik anaknya sangat berpengaruh terhadap minat untuk melanjutkan ker perguruan tinggi. Karena apabila cara orang tua mendidik anaknya salah makan akan menghambat minat anaknya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
b) Relasi Antar Anggota Keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudara-saudaranya atau dengan anggota keluarga lain pun turut mempengaruhi minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan siswa, perlu didiusahakan relasi yang baik di dalam keluarga siswa tersebut.
c) Suasana Rumah Suasana rumah yang dimaksudkan adalah situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluargadi mana siswa berada dalam belajar.
d) Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomin keluarga erat hubungannya dengan belajar siswa.Siswa yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan kesehatan, dll, juga membutuhkan fasilitas belajarseperti ruang belajar, meja, kursi, dll.fasilitas tersebut hanya dapat terpenuhi kebutuhan jika keluarga pempunyai cukup uang.Jika semua itu terpenuhi, maka siswa bisa belajar dengan baik.
e) Dorongan dan Pengertian Orang Tua Siswa belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua.Bila anak tersebut sedang belajar, jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah.Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi semangat dan pengertiannya, membantu sebisa mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.
2) Faktor Sekolah
a) Metode Mengajar Guru Metode mengajar adalah jalan yang harus dilalui guru dalam mengajar.Oleh sebab itu faktor ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa.Agar siswa dapat belajar dengan baik seperti yang diharapkan, maka metode guru dalam mengajar harus diusahakan tepa, efisien, dan efektif.
b) Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan sekolah kepada siswa.Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.Jelaslah bahan pelajaran mempengaruhi minat belajar siswa.Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.
c) Relasi Guru dengan Siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa, proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses pembelajaran itu sendiri.
d) Relasi Siswa dengan Siswa Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa dengan cara memberikan pembinaan agar di dalam kelas tidak terjadi persaiangan yang kurang sehat antar siswa.
e) Disiplin Sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/ karyawan, gedung sekolah, kedisiplinan kepala sekolah, dll.Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar, baik di sekolah maupun d rumah. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula.
f) Media Belajar Mengusahakan media belajar yang baik dan lengkap adalah perlu, agar guru dapat mengajar dengan baik dan siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.
g) Waktu Sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu belajar mempengaruhi minat siswa dalam meningkatkan minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
h) Keadaan Gedung atau Tata Kelas Dengan jumlah siswa yang banyak serta karakteristik yang bervariasi keadaan gedung dan tata ruang kelas harus memadai.Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan baik, jika kelasitu tidak memadai bagi siswa.
i) Metode Belajar Banyak siswa yang melaksanakn cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu.
3) Faktor Masyarakat
a) Teman Bergaul/Teman Bermain di Rumah Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu pula sebaliknya. Agar siswa memiliki minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dengan baik, maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik.
b) Kegiatan Dalam Masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.Akan tetapi perlu kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya.[7]
C.     Pengertian Pendidikan dan UU Tentang Pendidikan
Pendidikan selalu berubah dan berkembang secara progresif. Proses pendidikan yang dilaksanakan dalam upaya mencerdaskan bangsa serta mengembangkan watak bangsa menjadi lebih bermoral, itulah yang diinginkan oleh setiap bangsa.
Secara bahasa atau etimology, arti dari kata pendidikan adalah suatu kata yang berasal dari kata “Didik” dan dengan memberi awalan “Pe” dan akhiran “An”, mengandung arti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya).[8] Kata pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu Paedogogos yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Dan kata Paedagogos itu sendiri teridiri dari dua kata, yakni Paedos (anak) dan Agoge (saya membimbing, memimpin).
Dalam dunia pendidikan terdapat dua komponen aktif yang memiliki peran sebagai motor penggerak berjalannya proses pembinaan atau bimbingan dalam lingkup edukasi tersebut. Yakni ada guru selaku pengajar atau pendidik dan siswa atau selaku yang didik dan menerima pendidikan. Peadagog (pendidik atau ahli didik ialah seorang yang tugasnya membimbing anak.[9] Sedangkan pekerjaan membimbing disebut Paedagogis. Istilah ini kemudia diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan istilah “Education” yang berarti pengembangan atau bimbingan.
Sedangkan pengertian pendidikan menurut Ahamad D. Marimba yaitu bahwa pendidikan merupakan suatu bimbingan ata pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Marimba menekankan pengertian pendidikan pada pengembangan jasmani dan rohani menuju kesempurnaannya, sehingga terbina kepribadian yang utama.[10]
Pendidikan dalam bahasa Arab bisa disebut dengan istilah tarbiyah yang berasal dari kata kerja rabba, sedangkan pengajaran dalam bahasa arab disebut dengan ta’lim yang berasal dari kata kerja ‘allama. Sehingga istilah Pendidikan Islam sama dengan Tarbiyah Islamiyah.[11] Sebagai mana pemaparan Ibnu Faris Pendidikan adalah perawatan, perbaikan, pengurusan terhadap pihak yang dididik dengan menggabungkan unsur-unsur pendidikan didalam jiwanya, sehingga ia menjadi matang dan mencapai tingkat sempurna yang sesuai dengan kemampuannya.[12]
Berbicara mengenai Undang-Undang yang mengatur tentang pendidikan, maka sudah tidak aneh lagi apabila disebut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Dibandingkan dengan UU Nasional No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional mengalami perubahan, terutama berkaitan dengan tujuan, fungsi, sasaran atau target, pola penyelenggaraan, hak dan kewajiban pendidikan dan peserta didik, serta ketentuan hukum. Perubahan tersebut disesuaikan dengan pertimbangan kemajuan nasional, regional maupun internasional.
Di negara Republik Indonesia hanya terdapat satu sistem pendidikan yang diatur oleh Undang-undang mengenai hak dan kewajiban warga negara yang tertera pada BAB IV pasal 5 UU Sisdiknas tahun 2003 :
1.         Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
2.         Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
3.         Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
4.         Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
5.         Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.[13]
Dalam UUD 1945, pendidikan diarahkan bagi seluruh rakyat dengan perhatian utama pada rakyat yang kurang mampu agar dapat mengembangkan moral yang lebih baik. Pada dasarnya permasalahan pendidikan telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1-5 yang berbunyi sebagaimana berikut :
1.      Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
Pasal 31 ayat 1 ini mengandung maksud bahwa semua warga negara baik kecil, besar, muda, tua, pria maupun wanita  tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
2.      Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
Pasal 31 ayat 2 ini mengandung penjelasan bahwa semua warga negara tanpa pandang usia dan jenis kelamin wajib mengikuti pendidikankan dasar dan pemerintah wajib membiayainya, untuk melaksanakan ini makanya alokasi dana pendidikan diperbesar sehingga sekolah bisa gratis khususnya pendidikan dasar yang semula 6 tahun sekarang menjadi 9 tahun atau setingkat SLTP.
3.      Pemerintah mengusahakan dan menyeleng-garakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang
Pasal 33 ayat 3 ini dapat dijelaskan bahwa dalam mengusahakan penyelenggaraan pendidikan menggunakan satu sistem pendidikan nasional sehingga tidak ada perbedaan pendidikan antara pusat dan daerah. Disamping pendidikan umum pemerintah juga harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak yang mulia untuk peserta didik dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan ahklak yang baik maka para generasi penerus bangsa akan menjadi pemimpin yang jujur, adil, amanah dan dapat menyelenggarakan pemerintahan dengan baik sehingga tidak tertinggal dengan negara - nelain didunia, yang semuanya dalam pelaksanaannya diatur dalam undang - undang.
4.      Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional
Pasal 31 ayat 4 ini mengandung maksud bahwa baik pemerintah pusat maupun daerah wajib  mengalokasikan dana minimal 20% dari anggaran dan pendapatan belanjanya untuk kepentingan pendidikan, yang semuanya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dalam dunia pendidikan, baik untuk peralatan, gedung, maupun bantuan untuk siswa yang tidak mampu dan lain sebagainya.
5.      Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia
Pasal 33 ayat 5 ini mengandung maksud bahwa dalam usahanya memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak boleh mengabaikan norma - norma agama dan persatuan bangsa. tujuan dari memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia, khususnya warga negara Indonesia.[14]
D.    Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi
Berdasarkan pengertian-pengertian minat yang telah di jelaskan di atas, dapat dikemukakan bahwa seseorang akan berminat pada sesuatu hal atau obyek tertentu apabila menyukai atau merasa ada kepentingan terhadap sesuatu hal atau obyek tersebut. Dalam hal ini seseorang akan mempunyai minat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi apabila seseorang tersebut melakukan suatu usaha untuk mencapai kepentingan dan suatu tujuan. Keberadaan minat seseorang dan kekuatan minatnya hanya dapat dideteksi apabila sudah terwujud bentuk perasaan atau sikap.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Soemanto bahwa minat adalah :
1.         Sikap yang terus menerus menyertai perhatian seseorang dalam memilih obyek yang menarik.
2.         Perasaanlah yang menentukan aktivitas kegemaran bagi seseorang sehingga melakukan sesuatu.
3.         Motivasi tertentu yang mengarahkan perilaku kearah sasaran atau arah tujuan yang diinginkan.
E.     Faktor Yang Mempengaruhi Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi
Melanjutkan studi ke perguruan tinggi merupakan melanjutkan studi dari pendidikan menengah ke pendidikan tinggi. Aktivitas yang dilakukan di perguruan tinggi adalah belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Dalam hal ini berarti sama-sama aktivitasnya adalah belajar maka faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dalam hal ini disamakan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
Muhibbin Syah (2011: 132, 139) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut:
2)        Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi aspek, yakni:
a)    Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) seperti: mata dan telinga.
b)   Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) seperti: intelegensi, sikap, bakat, dan motivasi.
3)        Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. Faktor ini meliputi:
a)    Lingkungan sosial, seperti: keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman.
b)   Lingkungan non sosial, seperti: rumah, sekolah, peralatan, dan alam.
4)        Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor ini meliputi:
a) Pendekatan tinggi, seperti: speculative, achieving
b) Pendekatan sedang, seperti: analytical, deep
c) Pendekatan rendah, seperti: reproductive, surface
Slameto (2010: 54) menggolongkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1.         Faktor Intern adalah faktor yang di dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi tiga aspek, yaitu:
a.    Faktor jasmaniah, seperti: faktor kesehatan, cacat tubuh.
b.    Faktor psikologis, seperti: intelegensi, perhatian, bakat, motif, kematangan, kesiapan.
c.    Faktor kelelahan.
2.         Faktor Eksternal
a.    Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
b.    Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.
c.    Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
Nana Syaodih Sukamadinata (2003: 162-165), berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya.[15]
1) Faktor-faktor dari dalam diri individu yang menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah. Jasmani mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan konatif dari individu. Sedangkan kondisi intelektual menyangkut tingkat kecerdasan, bakat-bakat, penguasaan siswa akan pengetahuan atau pelajaran-pelajarannya yang lalu.
Kondisi sosial menyangkut hubungan siswa dengan orang lain, baik gurunya, temannya, orang tuanya maupun orang-orang yang lainnya. Hal lain yang ada pada diri individu adalah ketenangan dan ketentraman psikis, motivasi belajar, keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, seperti keterampilan membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas, dan lain-lain. Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan hasil belajar sebelumnya.
2) Faktor-faktor lingkungan, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa, baik faktor fisik maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Di dalam lingkungan keluarga adalah keadaan rumah dan ruangan tempat belajar, sarana dan prasarana belajar yang ada, suasanan dalam rumah tenang atau gaduh, suasana lingkungan di sekitar rumah, keutuhan keluarga, iklim psikologis, iklim belajar dan hubungan antaranggota keluarga. Lingkungan sekolah meliputi, lingkungan kampus, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, media belajar, hubungan siswa dengan teman-temannya, dengan guru dan staf sekolah yang lain, suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, berbagai kegiatan kokurikuler. Lingkungan masyarakat, meliputi latar belakang pendidikan, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya.[16]
F.      Langkah Mengatasi Masalah Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi
Minat siswa untuk melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi setelah menamatkan pendidikannya di tingkay SMA tentu merupakan hak bagi setiap warga negara, sebagaimana ditegaskan dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat (5) bahwa “setiap warga negara berhak mendapatka kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat”.
Minat siswa SMA melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi tentu cukup beragam. Mungkin saja ada yang memiliki minat yang tinggi, minat yang sedang rendah atau bahkan sama sekali tidak berminat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kondisi tersebut tidak terlepas dari kompleksitas factor yang mempengaruhi minat siswa dalam melanjutkan pendidikan, baik bersumber dari dalam diri maupun pengaruh dari luar dirinya.
Sebagai implikasi dari minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, maka hal itu akan mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar. Kondisi tersebut disebabkan motivasi belajar dapat tumbuh karena adanya kebutuhan atas apa yang dipelajari, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2002:116) bahwa seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar.
Keinginan itu ilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan dimasa mendatang. Lebih lanjut Djamarah (2002: 116) mengemukakan bahwa “motivasi muncul karena membutuhkan sesuatu dari apa yang
dipelajarinya. Motivasi berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan
kesadaran untuk melakukan kesadaran belajar”. Pendapat di atas menunjukkan bahwa adanya motivasi untuk melakukan aktivitas belajar tidak terlepas dari adanya kebutuhan dari belajar, seperti adanya minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, maka hal itu akan mempengaruhinya secara psikologis untuk belajar karena adanya kebutuhan untuk membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan.
Dalam mengatasi masalah minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang disebabkan berbagai macam faktor yang telah disebutkan diatas, maka peranan handle terbesar sebenarnya terdapat dalam lingkungan orang tua. Suport dari orang tua sangat dibutuhkan oleh seorang peserta didik sebagai motivasi melanjutkan minat studi ke perguruan tinggi.
Dalam lingkungan sekolah kita mengenal dengan Bimbingan Konseling. Yaitu bagian dari keguruan yang memiliki peran dalam membantu para siswa yang ada dalam suatu lembaga sekolah untuk meningkatkan minat studi ke perguruan tinggi.
Guru adalah figur yang menarik perhatian semua orang, baik dalam keluarga, masyarakat, atau di sekolah (Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 104). Adapun, bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh orang yang ahli (konselor) kepada seseorang atau beberapa orang individu (konseli/klien), baik anak-anak, remaja, orang dewasa, agar konseli/klien tersebut memahami diri, dapat mengentaskan permasalahannya, mampu mengembangkan kemampuannya berdasarkan norma-norma yang berlaku guna menentukan dan mengarahkan pertumbuhan individu dalam mewujudkan kemandirian diri, kebahagian dan kesejahteraan kehidupan yang akan memberikan sumbangan bagi masyarakat.         Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan dengan wawancara/face to face atau melalui media lain (seperti:sms, bbm, telpon, email, dan lainnya) oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah agar bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi.[17]
Deskripsi diatas dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan konseling adalah seseorang atau figur yang memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan kepada individu/kelompok baik anak-anak, remaja, orang dewasa yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung supaya individu/kelompok tersebut mandiri dan dapat mengembangkan potensinya secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, dan karir serta teratasinya masalah yang dihadapi melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-normayang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi konseli/klien.
G.    Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan Minat
            Dalam proses belajar-mengajar, guru bimbingan konseling mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan(Slameto, 2013: 97). Gurubimbingan konseling mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Proses pembelajaran bukan hanya dari seorang guru tetapi para siswa masa kini dapat belajar dari berbagai sumber dan media seperti surat kabar, radio, televisi, film, dan sebagainya. Siswapun dapat belajar dalam berbagai kesempatan dan kegiatan di luar sekolah. Guru hanya merupakan salah satu di antara sumber belajar. Dengan demikian peranan guru dalam belajar ini menjadi luas dan lebih mengarah kepada peningkatan motivasi belajar siswa.
            Untuk melanjutkan ke perguruan tinggi para siswa membutuhkan dukungan sertamotivasi dari seorang guru bimbingan konseling sebagai media perantara antara pihak yang memberikanberbagai beasiswa dalam proses pemberian beasiswa bagi siswa yang kurang mampu atau berprestasi tetapi kekurangan biaya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sehingga minat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bisa tercapai dan bisa mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.Berdasarkan hal tersebut beasiswa terbagi menajdi beberapa macam yaitu :
1.         Beasiswa Penghargaan
Beasiswa ini biasanya diberikan kepada kandidat yang memiliki keunggulan akademik.Beasiswa ini juga diberikan berdasarkan prestasi akademik mereka secara keseluruhan.Misalnya, dalam bentuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).Meski sangat kompetitif, beasiswa ini ada dalam berbagai bentuk.[18]
2.         Beasiswa Bantuan
Jenis beasiswa ini adalah untuk mendanai kegiatan akademik bagi mahasiswa yang kurang beruntung, tetapi memiliki prestasi.Komite beasiswa biasanya memberikan beberapa penilaian pada kesulitan ini, misalnya, seperti pendapatan orangtua, jumlah saudara kandung yang sama-sama tengah menempuh studi, pengeluaran, biaya hidup, dan lain-lain.
3.         Beasiswa Atlentik
Universitas biasanya merekrut atlet populer untuk diberikan beasiswa dan dijadikan tim atletik perguruan tinggi mereka. Banyak atlet menyelesaikan pendidikan mereka secara gratis, tetapi membayarnya dengan prestasi olahraga. Beasiswa seperti ini biasanya tidak perlu dikejar, karena akan diberikan secara langsung kepada mereka yang memiliki prestasi.
4.         Beasiswa Penuh
Banyak orang menilai bahwa beasiswa diberikan kepada penerimanya untuk menutupi keperluan akademik secara keseluruhan. Jika Anda benar-benar beruntung, tentunya Anda akan mendapatkan beasiwa seperti ini. Beasiswa akan diberikan untuk menutupi kebutuhan hidup, buku, serta biaya pendidikan. Namun, banyak beasiswa lainnya meng-cover biaya hidup, buku, atau sebagian dari uang sekolah.
     Sebelum menerima beasiswa seorang peserta didik juga harus mengikuti berbagai macam persyaratan sehingga akhirnya bisa mendapatkan beasiswa tersebut, sistem pelaksanaan tersebut yaitu :
a.       Penawaran Beasiswa Oleh Donatur
Donatur mengirim surat kepada Rektor melalui Direktorat Kemahasiswaan untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa Universitas Airlangga . Dalam surat tersebut sudah dicantumkan persyaratan yang diminta dan juga jangka waktu pemberian beasiswa termasuk jumlah nominal beasiswa yang diberikan.
b.      Sosialisasi Informasi Beasiswa
Direktorat Kemahasiswaa melalui Sub Direktorat Kesejahteraan Mahasiswa menginformasikan adanya tawaran beasiswa kepada Fakultas.Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan juga BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) fakultas.Selain itu Direktorat Kemahasiswaan juga menginformasikan melalui website Direktorat Kemahasiswaan untuk bisa di akses oleh mahasiswa secara luas.[19]
c.       Pengumpulan Data Mahasiswa Calon Penerima Beasiswa
Data calon mahasiswa penerima beasiswa dikumpulkan melalui dua cara : yakni manual dan on-line. Cara manual dilakukan dengan mengumpulkan berkas data calon penerima beasiswa melalui fakultas.Pengumpulan data berkas calon penerima beasiswa berbentuk soft file dikumpulkan secara on-line ke Direktorat Kemahasiswaan.
d.      Seleksi Adminitrasi
Seleksi administrasi yakni pemeriksaan kelengkapan data dan berkas calon penerima beasiswa yang terkumpul secara manual dan on-line.
e.       Membuat Daftar Calon Penerima Beasiswa
Direktorat Kemahasiswaan membuat daftar calon mahasiswa penerima beasiswa yang telah lolos seleksi administrasi.
f.        Mengirimkan Daftar ke Donatur
Direktorat Kemahasiswaan mengirimkan daftar calon mahasiswa terseleksi kepada Donatur disertai Surat Keputusan Rektor.
g.       Droping Dana
Donatur mengirimkan dana beasiswa ke rekening rektor disertai tembusan surat ke Direktur Kemahasiswaan.
h.       Pendistribusian Dana Beasiswa
Direktur Kemahasiswaan mengirimkan surat permintaan transfer dana beasiswa kepada direktur keuangan. Dana beasiswa ditransfer ke rekening Direktur kemahasiswaan. Direktur kemahasiswaan mengirimkan surat kepada Bank yang bersangkutan untuk mentrasferkan dana beasiswa ke masing-masing rekening mahasiswa penerima beasiswa
i.         Laporan Pertanggung Jawab Dana Beasiswa Kepada Donatur
Direktur Kemahasiswaan mengirimkan surat pertanggung jawaban Dana Beasiswa Yang Sudah di Tanda tangani oleh Mahasiswa Penerima Beasiswa kepada donatur atau pemberi Beasiswa.[20]
           Bukan hanya tentang berbagai macam beasiswa dan mekanisme pelaksanaan penerimaan beasiswa, pihak guru serta sekolah harusnya memberikan berbagai informasi dan sosialisasi tentang macam-macam perguruan tinggi serta jurusan dan program studi yang dimiliki dengan memberitahukan kelebihan serta kekurangan dari suatu jurusan atau pun program studi tersebut. Selain itu guru bimbingan konseling juga bisa memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran.
           Insentif merupakan alat yang di pakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian insentif akan membangkitkan motivasi siswa dan mungkin minat terhadap sesuatu baik minat belajar atau pun minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi akan muncul.
H.    Solusi Islam Dalam Menangani Masalah Pendidikan
            Pendidikan Islam yang hakikatnya bersumber pada nilai-nilai ajaran Islam yang sesungguhnya akan dijadikan sebuah pedoman untuk menjalani kehidupan di dunia serta di akhirat kelak.
                   Namun dengan era globalisasi yang ada membuat pendidikan Islam sendiri         mengalami masalah yang dapat dikatakan kompleks mulai dari masalah konseptual-         teoritis, hingga permasalahan operasional-praktis.
                        Masalah-masalah yang tidak terselesaikan dalam pendidikan Islam inilah yang    menjadikan pendidikan Islam tertinggal dengan lembaga pendidikan lainnya. Dari           segi kuantitatif serta kualitatif pendidikan Islam sebagai pendidikan yang dinomor          duakan akan menjadi dampak buruk tersendiri bagi pemeluk agama Islam, yaitu salah    satu dampak buruk tersebut ialah semakin maraknya pergaulan bebas dikalangan     remaja Islam.
          Adapun ketertinggalan pendidikan Islam sendiri dilandasi oleh beberapa faktor yang menjadikan lembaga pendidikan Islam tertinggal jauh dengan lembaga pendidikan lainnya ialah sebagai berikut :
1.         Keterlambatan respon pendidikan Islam akan perkembangan yang terjadi.
2.         Islam kebanyakan masih lebih cenderung mengorientasikan diri pada bidang-bidang humaniora dan ilmu-ilmu sosial ketimbang ilmu-ilmu eksakta semacam fisika, kimia, biologi, dan matematika modern.
3.         Pendidikan Islam tetap berorientasi pada masa silam ketimbang berorientasi kepada masa depan, atau kurang bersifat future oriented.
4.         Sebagian pendidikan Islam belum dikelola secara professional baik dalam penyiapan tenaga pengajar, kurikulum maupun pelaksanaan pendidikannya.
                  Dalam hal ini ambil saja contoh masalah pendidikan Islam yaitu mengenai problem konseptual- teoritis. Dalam hal ini dijabarkan bahwa pendidikan Islam hanya didasarkan oleh pemahaman pendidikan Islam yang hanya mementingkan aspek kehidupan ukhrawi yang terpisah dengan kehidupan duniawi, atau aspek kehidupan rohani yang terpisah dengan kehidupan jasmani.
                  Oleh karena itu, akan tampak adanya pembedaan dan pemisahan antara yang dianggap agama dan bukan agama, yang sakral dengan yang profan, antara dunia dan akhirat. Cara pandang yang memisahkan antara yang satu dengan yang lain ini disebut sebagai cara pandang dikotomi.
                  Pemisahan antar ilmu dan agama hendaknya segera dihentikan dan menjadi sebuah upaya penyatuan keduanya dalam satu sistem pendidikan integralistik. Namun persoalan integrasi ilmu dan agama dalam satu sistem pendidikan ini bukanlah suatu persoalan yang mudah, melainkan harus atas dasar pemikiran filosofis yang kuat, sehingga tidak terkesan hanya sekedar tambal sulam.
                  Langkah awal yang harus dilakukan dalam mengadakan perubahan pendidikan adalah merumuskan “kerangka dasar filosofis pendidikan” yang sesuai dengan ajaran Islam, kemudian mengembangkan secara “empiris prinsip-prinsip” yang mendasari terlaksananya dalam konteks lingkungan (sosio dan kultural) Filsafat Integralisme adalah bagian dari filsafat Islam yang menjadi alternatif dari pandangan holistik yang berkembang pada era postmodern di kalangan masyarakat barat.[21]
Solusi dari sudut pandangna Islam ini merupakan langkah alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sebab apabila dilihat dalam konteks yang sederhana, permasalahan minat melanjutkan ke perguruan tinggi disebabkan pula oleh faktor luar yaitu kualitas pendidikan yang ditawarkan oleh suatu lembaga itu sendiri. Ketika lembaga memiliki kualitas pengajaran yang baik, maka minat yang mungkin muncul pada diri seorang individu akan bagus.






























KESIMPULAN
Secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu keinginan yang timbul dalam diri seseorang namun hal tersebut belum dapat ter-realisasikan dalam kehidupan nyata. Dia hanya sebagai suatu dorongan nurani yang memiliki unsur ingin dipenihu sekaligus memiliki daya tarik tersendiri. Sehingga orang yang memiliki minat akan mencoba untuk melakukan suatu hal atau cara yang mana bertujuan agar minat tersebut dapat dipenuhi.
Dalam pembahasan lain, suatu minat dala diri seseorang juga erat dengan karakter orang tersebut. Dikatakan demikian karena seseorang yang memiliki karakter yang “Tahan Banting” biasanya akan memiliki minat yang lebih baik daripada orang yang biasa-biasa saja.
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti "To mark" (menandai) dan memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu, seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara seoarang yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitanya dengan personality (kepribadian) seseorang. Seseorang bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character) apabila perilakunya sesuai dengan kaidah moral.
     Faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi yaitu     sebagai berikut :
a.       Faktor Internal
1) Faktor Jasmani Faktor jasmaniah sangatlah penting dalam meningkatkan minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin.
2) Faktor Psikologis Sekurang-kurangnya ada empat faktor yang tergolong ke faktor psikologis yang mempengaruhi minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi siswa.
b.      Faktor Eksternal
-           Faktor Keluarga
-           Lingkungan Sekolah
-           Faktor Masyarakat

































DAFTAR PUSTAKA
-         BUKU
Heri, P. (1998). Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta : EGC
Marimba , Ahmad D.,  Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Ma’arif, 1987)
Mahmud, Ali Abdul Halim, "Akhlak Mulia", (Jakarta : Gema Insani Pres,2004, Cet.1)
Poerwadarminta, W.J.S.2014.KamusUmumBahasa Indonesia. Jakarta: PT IntanPariwara.
Purwanto , M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1998)
Ramayulis, "Ilmu Pendidikan Islam", (Jakarta : Kalam Mulia Group,2012, Cet.9)
Witherington, H. C. (1999). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Aksara Baru
Zubaedi, "Desain Pendidikan Karakter", (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2012)
-         INTERNET
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/06/20/pembelajaran-aktif-kreatifefektif-   dan-menyenangkan/ 





[1]Poerwadarminta, W.J.S.2014.KamusUmumBahasa Indonesia. Jakarta: PT IntanPariwara.
[3]Witherington, H. C. (1999). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Aksara Baru
[4]Heri, P. (1998). Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta : EGC
[5] Zubaedi, "Desain Pendidikan Karakter", (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2012)
[7] https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/06/20/pembelajaran-aktif-kreatifefektif-dan-menyenangkan/ (online) diakses pada 28/05/2017 pada 11 : 30 wib
[8] Poerwardaminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1976)
[9] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1998)
[10] Ahmad D. Marimba,  Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Ma’arif, 1987)
[11] Ramayulis, "Ilmu Pendidikan Islam", (Jakarta : Kalam Mulia Group,2012, Cet.9)
[12] Ali Abdul Halim Mahmud, "Akhlak Mulia", (Jakarta : Gema Insani Pres,2004, Cet.1)
[15]http://www.eprints.uny.ac.id/7821/3/BAB%202-08403241004.pdf diakses pada 28/05/2017 pukul 23 : 05 wib
[16]http://www.eprints.uny.ac.id/7821/3/BAB%202-08403241004.pdf diakses pada 28/05/2017 pukul 23 : 05 wib
[18] http://eprints.uny.ac.id/9511/3/bab%202-06209241010.pdf, (Online), Diunduh 28/05/2017
[19] http://eprints.uny.ac.id/9511/3/bab%202-06209241010.pdf, (Online), Diunduh 28/05/2017
[20] http://eprints.uny.ac.id/9511/3/bab%202-06209241010.pdf, (Online), Diunduh 28/05/2017

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.