Makalah Psikologi Umum : Perkembangan Motorik
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia
merupakan makhluk hidup yang memiliki sifat dasar dinamis, yang mana sifat
dinamis ini memberikan ciri khas kepada manusia itu sendiri dengan senantiasa
elakukan tindakan bergerak. Dalam arti lain, manusia merupakan suatu makhluk
biologis yang tidak bersifat statis.
Dalam
diri manusia terdapat berjuta-juta sistem syaraf gerak dan cabangbya yang semua
itu akan sangat membantu dalam mendukung proses gerak yang akan dilakukan oleh
manusia itu sendiri sebagai makhluk yang dinamis.
Dalam
perkembangan pergerakan yang dialami oleh setiap individu dari proses umur bayi
hingga masa dewasa, proses perkembangan gerak yang terjadi akan mengalami
beberapa proses yang bertahap. Dan proses perkembangan gerak ini memiliki perbedaan
antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Selain
proses yang berbeda, perkembangan pergerakan manusia juga terbagi kedalam
beberapa bagian. Dimana dalam arti sederhana, semua pergerakan yang dilakukan
oleh manusia adalah gerak motorik. Gerak motorik dipengaruhi oleh otot, otak,
dan syaraf.
Sebagaimana
yang telah disinggung sebelumnya, bahwa perkembangan gerak pada diri mausia
memiliki tahapan yang berproses. Sama halnya dengan aspek motorik pada diri
manusia. Bahwa sesungguhnya perkembangan motorik ini akan mengalami proses perkembangan kemampuan gerakan yang esensial, dan
kedua penguasaan keterampilan gerakan.
Akan
tetapi, ada hal yang perlu diperhatikan dalam memahami aspek perkembangan
motorik pada manusia, yaitu walaupun gerak ini dipengaruhi oleh komponen otot,
otak, dan syaraf. Namun tetap saja seolah-olah
gerak motorik itu bersifat refleks atau dengan sedikit keterlibatan persepsi
dan kognisi.
Pada
dasarnya gerakan motorik itu memang seakan-akan seperti gerakan refleksi. Namun
disisi lain gerakan ini tetap saja merupakan suatu gerakan yang tersusun dengan
rapih dan terkoordinir aspek geraknya yang terjadi dalam diri manusia. Hal ini
mengandung pengertian bahwa gerak motorik merupakan suatu gerak yang memiliki
hubungan dengan sumsum tulang belakang pada manusia.
B.
Rumusan
Masalah
- Apa
yang dimaksud dengan Perkembangan Motorik?
- Apa
saja proses proses yang berkaitan dengan Perkembangan Motorik?
- Apa
saja jenis-jenis aspek Perkembangan Motorik?
C.
Tujuan
Makalah
- Untuk
mengetahui pengertian dari Perkembangan Motorik
- Untuk
mengetahui proses-proses yang berkatan dengan aspek Perkembangan Motorik
- Untuk
mengetahui jenis-jenis aspek Perkembangan Motorik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Gerak Motorik
Kemampuan
motorik berasal daribahasa Inggris
yaitu motor ability, dalam Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani
Kephart, mendefinisikan bahwa motoradalah gerak dari dorongan dalam (internal)
yang diarahkan kepada beberapa maksud
lahiriah (external) dengan wujud
keterampilan rendah Perkembangan keterampilan motorik (motor skill) ini
merupakan keterampilan yang
dimiliki seseorang untuk mampu melakukan suatu rangkaian gerakan jasmaniah dalam
urutan tertentu, dengan mengadakankoordinasi antara gerak berbagai anggota
badan secara terpadu.[1]
Perkembangan
motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan
fisik anak, Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik
anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr.
Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus
mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan
sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan
motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan
dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin
memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu
bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan
apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.[2]
Ciri khas dari keterampilan
motorik adalah otomatisme, yaiturangkaian gerak-gerik yang berlangsung secara
teratur dan berjalan lancar tanpa dibutuhkan banyak refleksi atau berfikir
terhadap apa yang harus dilakukan
dan mengapa harus mengikuti suatu gerakan.Keterampilan motorik memegang peranan
yang sangat penting dalamkehidupan manusia, seorang anak yang memiliki
keterampilan motoriksempurna, ia mampu merawat dirinya sendiri dan bergerak
secara efektif dan efisien,
misalnya seorang anak kecil yang belajar berjalan tegak, menaiki tangga, memegang dan mengambil benda
dan sebagainya.
Berkembangnya kemampuan motorik tersebut didapatkan dari hasil belajar dan latihan. Dengan belajar dan latihan tersebut akan membuat fungsi otot dan
persendianmenjadi lebih kuat.
Dari
penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yangdimaksud dengan
perkembangan psikomotorik adalah perkembangan kepribadian manusia yang
berhubungan dengan gerakan jasmaniah dan fungsiotot akibat adanya dorongan dari
pemikiran, perasaan dan kemauan dari dalam diri seseorang.
Aspek motorik yaitu berfungsi pelaksana tingkah laku manusia
seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya. Ada tiga unsur yang
memegang peranan dalam motorik, yaitu otot,
otak dan saraf. Gerakan-gerakan tubuh yang dimotori denngan kerjasama
antara otot, otak dan saraf-saraf kita dinamakan motorik.[3]
B. Proses yang berkaitan dengan
Perkembangan Motorik
Pada dasarnya aspek yang berkaitan dengan aspek
perkembangan motorik terdiri dari dua hal, yaitu proses motorik halus dan
proses motorik kasar. Dan berikut penjelasan tentang gerak motorik kasar dan
motorik halus.
1.
Motorik Kasar
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk,
menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
Tugas perkembangan jasmani berupa
koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung,
melempar dan menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan
dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar.
Pada anak usia 4 tahun, anak sangat
menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat
tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6
tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada masa
ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau
kegiatan lainnya yang mengandung bahaya.
2.
Motorik Halus
Motorik halus adalah gerakan yang
menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan
memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting,
menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa
berkembang dengan optimal.
Anak yang berusia 5
bulan dapat menggerakkan lengannya kearah tententu, kesalah satu benda yang
dilihatnya. Selanjutnya ia menguasai jari-jarinya untuk memungut benda-benda
yang kecil dan akhirnya ia dapat memegang sesuatu. Ada kemungkinan batas-batas
usia disebutkan disini tidak sesuai dengan usia anak yang sedang kita lihat,
sebab batas-batas usia itu sebenarnyaa sangat relatif.[4]
Perkembangan motorik halus anak taman
kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini
berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan
menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus
anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna.
Walaupun demikian anak usia ini masih
mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini
disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga
kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun
koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah
mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan
gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain
dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.
Dari penjelasan proses gerak motorik
kasar dan halus yang ada pada diri setiap individu, maka dapat diketahui ciri
gerakan motorik, yaitu sebagai berikut :
a.
Gerakan dilakukan dengan tidak sengaja, tidak
ditujukan untuk maksud-maksud tertentu.
b. Gerak yang dilakukan tidak sesuai untuk mengangkat
benda.
c. Gerak serta. Kita perhatikan anak yang bermain dengan botol
susunya, kelihatan bahwa mulut, leher dan kepalanya turut bergerak semuanya.
Gerakan-gerakan yang berlebihan merupakan ciri-ciri dari motorik yang masih
muda.[5]
Perkembangan motorik tergantung pada kematangan otot dan
saraf. Perkembangan bentuk kegiatan motorik yang berbeda sejalan dengan
perkembangan daerah system saraf yang berbeda. Karena perkembangan pusat
saraf yang lebih rendah, yang bertempat dalam usat saraf tulang belakang, pada
waktu lahir berkembangnya lebih baik ketimbang pusat saraf lebih tinggi yang
ada dalam otak, maka gerak refleks pada waktu lahir lebih baik dikembangkan
dengan sengaja ketimbang berkembang sendiri. Dalam waktu yang singkat sesudah
lahir, gerak refleks penting yang diperlukan untuk hidup seperti menghisap,
menelan, berkedip, merenggutkan lutut, dan refleks urat daging tempurung lutut,
bertambah kuat dan berkoordinasi secara lebih baik.[6]
Dalam aspek gerak
motorik, ada beberapa faktor yang mempengaruhi gerak motorik ini. Dan
faktor-faktor tersebut yaitu :
·
Perkembangan sistim Saraf.
Sistim saraf sangat berpengaruh dalam perkenbangan motorik karna sistim
saraf lah yang mengontrol gerak motorik pada tubuh manusia.
·
Kemampuan fisik yang memungkinkan untuk bergerak.
Karena perkembangan motorik sangat erat kaitannya dengan fisik maka kemampuan
fisik seseorang akan sangat berpengaruh pada perkembangan motorik seseorang.
Anak yang normal perkembangan motoriknya akan lebih baik dibandingkan anak yang
memiliki kekurangan fisik.
·
Keinginan anak yang memotifasinya untuk bergerak.
Ketika anak mampu melakkan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi
untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Karna semakin dilatih
kemampuan motorik anak akan semakin meningkat.
·
Linkungan yang mendukung.
Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat
tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar
ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi
perkembangan otot.
·
Aspek psikologis anak.
-
Umur.
1.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenetal, tahun pertama
kehidupan dan pada masa remaja.
2.
Jenis kelamin setelah melewati pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan
lebih cepat.
-
Genetik.
Genetik adalah bawaan anak yaitu
potensial anak yang akan menjadi ciri khasnya. Kelainan genetik akan
mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.
-
Kelainan kromosom.
Pada umumnya kelainan kromosom akan disertai dengan kegagalan pertumbuhan.[7]
C.
Jenis-jenis
Aspek Gerakan Motorik
1.
Tingkah Laku yang Tidak Disadari
(Perilaku Refleksi)
Perilaku
refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap
stimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila kena sinar,
gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila menyentuh api dan
lain sebagainya.
Perilaku
refleksif terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang diterima
organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak sebagai pusat
kesadaran yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam perilaku yang refleksif,
respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu
stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui
afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
Perilaku
ini pada dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku refleksif
merupakan perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh pribadi yang
bersangkutan.
Adapun
proses terjadinya gerak refleks yaitu: Perangsang – pancaindera -sel-sel saraf
sensoris – urat saraf – motoris – reaksi. Disamping itu, gerak refleksif
terdiri dari beberapa macam diantaranya sebagai berikut:
a. Refleks Bawaan
Refleks
bawaan yakni refleks yang dibawa sejak lahir disebut pula refleks sewajarnya.
Refleks ini merupakan suatu cara tertentu untuk bertindak yang dibawa sejak
lahir, berfungsi menjamin hidupnya makhluk yang baru lahir yang harus
menyesuaikan diri dengan lingkungnanya.
Refleks
berguna untuk menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan, misalnya menutup
mata karena menentang sinar yang sangat terang, gemetar karena lapar dan
sebagainya. Refleks semacam ini tidak terbatas pada bayi yang baru lahir atau
anak-anak, pada orang dewasa pun terdapat pula.
b. Refleks latihan
Refleks
latihan ialah refleks yang diperoleh dari pengalaman. Refleks ini tidak dibawa
sejak lahir, melainkan hasil daripada pengalaman atau perbuatan yang selalu
diulang. Misalnya kecakapan mengendarai sepeda, keterampilan mengemudi mobil.
Baik bagi pengendara sepeda maupun pengendara mobil tidak setiap saat harus
memikirkan gerak-gerik untuk membelokan dan memikirkan gerak-gerik untuk
membelokan kemudi dan menginjak rem. Kalau kecakapan mengemudi telah dikuasai
niscaya perbuatan demikian seolah-olah sudah dapat dilakukan dengan mudah,
seolah-olah dapat berjalan dengan sendirinya, tidak banyak dipikirkan dan
dipertimbangkan gerak-geriknya.
c. Refleks Bersyarat
Refleks ini tidak
terantung pada perangsang alam yang asli, tapi timbul karena rangsangan lain
yang berasosiasi dengan rangsangan alam tersebut. Supaya timbul asosiasi dengan
perangsang lain perlu adanya satu
perantara yang disebut syarat. Hal-hal yang dapat menimbulkan asosiasi hingga
terjadi suatu refleks disebut syarat atau kondisi. Contoh orang yang sedang
merasa haus, melihat buah asam air liurnya terus keluar.[8]
2.
Tingkah Laku Yang Disadari (Perilaku
Non-Refleksi)
Perilaku
non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat
kesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh reseptor
langsung diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, dan kemudian
terjadi respons melalui afektor.
Proses
yang terjadi didalam otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut proses
psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang
disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis. Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan,
merupakan perilaku yang dominan dalam pribadi manusia. Perilaku ini dapat
dibentuk, dapat dikendalikan. Karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu,
sebagai hasil proses belajar.[9]
Urutan
impuls pada gerak biasa berbeda dengan pada gerak refleks. Urutan jalannya
impuls pada gerak biasastimulus pada organ reseptor yaitu sel saraf sensorik –
otak – sel saraf motorik – respon pada organ efektor. Jadi rangsangan semisal
melihat bunga yang indah, nah bunga itu diterima oleh mata kemudian dibawa ke
otak melalui neuron sensorik kemudian diolah di otak bahwa bunga itu indah, kemudian
sinyal itu diteruskan oleh neuron motorik ke efektor. Jadi mungkin tangan akan
memetiknya.
Aspek
psikomotorik berhubungan dengan kemampuan motorik, sebagai hasilnya dilihat
dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak. Terdapat beberapa ahli pendidikan
yang mengelompokkan aspek psikomotorik yaitu Dave, Simpson, Harrow dan
Romiszowski. Psikomotor yang digunakan adalah dibagi menjadi lima kategori
sebagai berikut:
a. Imitation (Peniruan)
Kemampuan ini dimulai dengan
mengamati suatu gerakan kemudian memberikan respon serupa dengan yang diamati.
Kegiatan dalam pembelajaran antara lain kemampuan menggunakan alat ukur setelah
diperlihatkan cara menggunakannya.
b. Manipulation (Manipulasi)
Kemampuan ini merupakan kemampuan
mengikuti pengarahan (instruksi), penampilan dan gerakan-gerakan pilihan yang
menetapkan suatu penampilan. Kegiatan dalam pembelajaran antara lain mampu
melakukan kegiatan penyelidikan sesuai dengan prosedur yang dibacanya,
merencanakan apa yang akan dilakukan dalam percobaan.
c. Precision (Ketetapan)
Kemampuan ini lebih menekankan pada
kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi. Kegiatan dalam
pembelajaran antara lain menggunakan alat ukur, memperhatikan skala alat ukur
yang digunakan dan satuan yang digunakan juga dalam mengambil data, orang yang
memiliki ketetapan biasanya melakukan pengamatan berulang kali untuk
mendapatkan hasil yang lebih pasti.
d. Articulation (Artikulasi)
Merupakan kemampuan koordinasi suatu
rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan
atau konsistensi internal di antara gerakangerakan yang berbeda. Kegiatan
dalam pembelajaran antara lain menulis dengan rapi dan jelas, mengetik dengan
cepat dan tepat dan menggunakan alatalat sesuai dengan ketentuannya.
e. Naturalization (Pengalamiahan)
Menekankan pada kemampuan yang lebih
tinggi secara alami, sehingga gerakan yang dilakukan dapat secara rutin dan
tidak memerlukan pemikiran terlebih dahulu. Kegiatan dalam pembelajaran antara
lain kemampuan membuat kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.[10]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Aspek motorik yaitu berfungsi pelaksana tingkah laku manusia
seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya. Ada tiga unsur yang
memegang peranan dalam motorik, yaitu otot,
otak dan saraf. Gerakan-gerakan tubuh yang dimotori denngan kerjasama
antara otot, otak dan saraf-saraf kita dinamakan motorik.
2. Aspek
yang berkaitan dengan Perkembangan Motorik yaitu :
-
Motorik Kasar
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk,
menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
-
Motorik Halus
Motorik halus adalah gerakan yang
menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan
memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting,
menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa
berkembang dengan optimal.
3. Jenis-jenis
aspek gerak motorik yaitu :
-
Tingkah Laku yang Tidak Disadari
(Perilaku Refleksi)
Perilaku
refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus
yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila kena sinar, gerak
lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila menyentuh api dan lain
sebagainya.
-
Tingkah Laku Yang Disadari (Perilaku
Non-Refleksi)
Perilaku
non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat
kesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh reseptor
langsung diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, dan kemudian
terjadi respons melalui afektor.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Ahmadi, Abu, Psikologi Umum (Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 1982)
Ahmadi,
Abu dan Sholeh, Munawar, Psikologi
Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005)
Hurlock, Elisabeth B., Perkembangan
Anak, (Jakarta: Erlangga, 1995)
Sobur, Psikologi Umum (Bandung:
Pustaka Setia, 2009).
Zulkifli, Psikologi Perkembangan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001)
B. Internet
[1] https://totosimandja.com/makalah-psikologi-umum-tentang-aspek-motorik/ diakses pada 20/05/2017
pukul 14 : 10 wib
[3] Abu
Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi
Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 169.
[4] Zulkifli,
Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 25.
[5] https://totosimandja.com/makalah-psikologi-umum-tentang-aspek-motorik/ diakses pada 20/05/2017
pukul 14 : 10 wib
[6] Elisabeth
B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1995), hal. 151.
[8] Abu
Ahmadi, Psikologi Umum (Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 1982), hal. 81.
[9] Abu
Ahmadi, Psikologi Umum (Surabaya: PT
Bina Ilmu Offset, 1982), hal. 81.
[10] Sobur,
Psikologi Umum (Bandung: Pustaka Setia, 2009).
Tidak ada komentar: